Mengatasi Kebosanan Di Kelas
Bosan. Seperti itulah Kalimat yang terucap dari sebagian murid yang pergi ke sekolah. Terdengar aneh memang bagi seorang murdi, padahal sekolah adalah kewajibannya. Tapi tak bisa di bantah lagi, bahwa jika setiap siswa pasti pernah merasakan kebosanan itu. Bosan merupakan sikap yang timbul kaerena kejemuan terhadap sesuatu. Rasa bosan di kelas pada murid murid mungkin di sebabkan karena situasi belajar yang kurang menyenangkan. Sehingga murid murid tidak akan berkonsentrasi dalam belajar. Pada situasi ini, murid mungkin akan meninggalkan tempat duduknya, mengobrol, bercanda dan mulai ribut. Untuk itu seorang guru harus dapat mengatasi permasalahan tersebut agar tercipta suasana belajar yang kondusif dan menyenangkan bagi murid.
Menyenangkan berarti suasana kelas penuh diliputi suasana demokrasi. Peserta didik bebas menyampaikan gagasan-gagasan dalam berpendapat. Peserta didik tidak dliputi rasa takut dalam menyampaikan pertanyaan. Guru dalam merespon peserta didik senantiasa menanggapi dengan gaya dan bahasa yang penuh motivasi dan empati. Pembelajaran yang menyenangkan dan santai dapat membuat peserta didik siap belajar dengan lebih mudah dan bahkan dapat mengubah sikap negatif terhadap pelajaran yang diajarkan.
Cara yang dapat di lakukan seorang guru dalam mengatasi kebosanan di kelas dapat di lakukan dengan menggunakan berbagai metode dan strategi belajar yang mengasikkan. Untuk itu sebelum nya guru harus menguasai metode-metode dan strategi dalam belajar. Selain itu pengetahuan guru mengenai perkembangan anak dan tingkat dukungannya harus sangat dikuasai.
Lingkungan belajar yang monoton akan menimbulkan kesan tidak menyenangkan dan tidak menantang bagi anak untuk melakukan aktivitas belajar. Pada suatu lingkungan kelas yang tidak menarik, tidak menyenangkan dan tidak menantang bagi anak untuk melakukan kegiatan belajar berdampak terhadap pelaksanaan tugas guru.
Lingkungan yang mendukung. Lingkungan kelas harus ditata dengan baik sehingga mendukung proses belajar yang menyenangkan, hidup dan penuh semangat. Lingkungan kelas seperti ini akan mempengaruhi kemampuan peserta didik untuk berkonsentrasi dalam menyerap informasi. Menata lingkungan kelas dapat dilakukan dengan membuat poster, pewarnaan, alat bantu dalam proses pembelajaran, susunan bangku atau musik.
Menciptakan lingkungan fisik kelas yang kondusif untuk kegiatan belajar anak adalah salah satu tugas pokok guru.
(1) Pertama kali yang dapat membantu perencanaan dan pengorganisasian lingkungan fisik kelas adalah informasi yang berkaitan dengan anak yang akan mengikuti kegiatan belajar, informasi tersebut berupa catatan atau laporan tertulis yang diperoleh guru beberapa waktu sebelum sekolah dimulai,
(2) Guru perlu mempersiapkan apa yang harus dilakukan anak berkaitan dengan tujuan khusus yang hendak dicapai. Apabila direncanakan agar anak menjadi kreatif maka guru harus menyediakan materi berupa balok, alat berupa cat cair, kertas berwarna yang berkaitan dengan seni perlu disediakan. Alat-alat yang diperlukan untuk mendukung perkembangan fisik adalah alat-alat yang membutuhkan ruang yangn luas perlu disediakan baik yang ada dalam kelas maupun di luar kelas.
Ada saatnya anak menyukai kerja sendiri dan ada kalanya mereka ingin bekerja secara berkelompok. Oleh karena itu, guru hendaknya jangan selalu menggunakan metode belajar yang yang itu itu saja karna akan terasa kaku bagi anak. Jika ini terjadi maka jelas akan membosankan bagi anak.
Salah satu penyebab kebosanan siswa adalah kepasifan anak untuk tetap duduk di meja dengan tanpa melakukan aktivitas. Salah satu metode yang dapat dilakukan seorang guru dalam mengatasi kebosanan ini adalah dengan mengajak murid untuk belajar di luar kelas. Dengan melakukan kegiatan di luar kelas akan memberikan sebuah penyegaran bagi siswa dalam melaksanakan pembelajaran. Apabila kondisi ini dapat diwujudkan maka kebebasan anak dalam melakukan berbagai aktivitas dapat dikembangkan sehingga mereka diharapkan dapat mencapai tingkat perkembangan yang optimal.
Penataan ruang kelas hendaknya ditata semenarik mungkin. Ruangan kelas yang warna yang tidak baik dan jendela tanpa gorden serta keadaan yang kacau balau dimana-man
memudahkan anak-anak untuk mendapat material atau alat permainan yang dibutuhkan anak dalam berb agai aktivitas belajar. Sebagai contoh, dalam kegiatan yang ditujukan untuk perkembangan emosi dan social guru hendaknya sudah menyediakan balok bangunan di suatu tempat berdekatan dengan anak. Secara rinci alat permainan yang dapat disediakan guru untuk tujuan kegiatan perkembangan emosi dan social, menurut Sudono (1995) adalah sebagai berikut :
1. Berbagai macam balok seperti balok besar, kecil, polos, warna, bentuk geometri, kubus-kubus dan prisma
2. Berbagai macam mozaik
3. Puzzel lantai yang dapat dimainkan bersama
4. Papan permainan (board games)
5. Sudut keluarga, took-tokoan, permainan rumah sakit, polisi, kantor pos dan lain-lain