Monday, May 19, 2014

SEND A PROBLEM

SEND A PROBLEM

      Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran motivasional yang diyakini mampu meningkatkan motivasi maupun hasil belajar siswa karena dalam pembelajarannya berorientasi kepada siswa yang melibatkan siswa secara emosional dan sosial dalam belajar. Dalam pengembangan model pembelajaran kooperatif jumlah anggota dalam kelompok bervariasi mulai dari dua sampai lima orang, karena jumlah kelompok tersebut akan berpengaruh terhadap jalannya proses pembelajaran. Dari segi struktur atau pola kegiatannya pun bervariasi, salah satu bentuk struktur atau pola pembelajaran kooperatif adalah berpasangan berempat.
      Salah satu bentuk model pembelajaran kooperatifdengan pola berpasangan berempat adalah teknik sand-a-problem. Belajar melalui teknik send-a-problem ini mengajak siswa untuk belajar menyelidiki suatu konsep, mereview konsep. Kegiatan inti siswa adalah mencari, mendefinisikan masalah, mendisain hingga mampu mengkomunikasikan dan berinteraksi dengan kelompok lain. Selama fase mencari masalah siswa melakukan kegiatan identifikasi, pemilihan dan memperjelas permasalahan. Selanjutnya siswa diajak untuk mendisain rencana pemecahan dan merespon permasalahan yang ditemui, hingga akhirnya mereka mampu memformulasikan data atau jawaban yang diperolehnya menjadi sebuah informasi dan mengkomunikasikan data tersebut kepada orang lain.
    Dengan teknik send-a-problem siswa dituntut untuk berpikir kritis dan bertindak kreatif serta menggunakan kekuatan pikiran secara menyeluruh dengan membuat pertanyaan untuk temannya, kemudian temannya mencaikan solusi atas pertanyaan yang didapatkannya. Siswa dilibatkan dalam melakukan eksplorasi situasi baru dalam mempertimbangkan dan merespon permasalahan secara kritis, dan menyelesaikan permasalahan secara bijaksana.


           Kelebihan dan kekurangan teknik send a problem
1) Kelebihan teknik send a problem
a)  Membantu siswa untuk memahami skema dasar
b) Siswa dadpat bekerjasama dengan teman sekelompoknya untuk menyelesaikan sebuah masalah
c)  Membantu siswa untuk lebih cermat dan teliti dalam menyelesaikan sebuah masalah
d)  Semua siswa aktif dan terlibat dalam kegiatan pembelajaran
2) Kekurangan teknik send a problem
a)  Memerlukan waktu yang lama untuk siswa dalam mengerjakan soal 
b)  Hanya untuk mata pelajaran tertentu

SEND A PROBLEM

   TEKNIK PEMBELAJARAN  SEND A PROBLEM


       Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran motivasional yang diyakini mampu meningkatkan motivasi maupun hasil belajar siswa karena dalam pembelajarannya berorientasi kepada siswa yang melibatkan siswa secara emosional dan sosial dalam belajar. Dalam pengembangan model pembelajaran kooperatif jumlah anggota dalam kelompok bervariasi mulai dari dua sampai lima orang, karena jumlah kelompok tersebut akan berpengaruh terhadap jalannya proses pembelajaran. Dari segi struktur atau pola kegiatannya pun bervariasi, salah satu bentuk struktur atau pola pembelajaran kooperatif adalah berpasangan berempat.
      Salah satu bentuk model pembelajaran kooperatifdengan pola berpasangan berempat adalah teknik sand-a-problem. Belajar melalui teknik send-a-problem ini mengajak siswa untuk belajar menyelidiki suatu konsep, mereview konsep. Kegiatan inti siswa adalah mencari, mendefinisikan masalah, mendisain hingga mampu mengkomunikasikan dan berinteraksi dengan kelompok lain. Selama fase mencari masalah siswa melakukan kegiatan identifikasi, pemilihan dan memperjelas permasalahan. Selanjutnya siswa diajak untuk mendisain rencana pemecahan dan merespon permasalahan yang ditemui, hingga akhirnya mereka mampu memformulasikan data atau jawaban yang diperolehnya menjadi sebuah informasi dan mengkomunikasikan data tersebut kepada orang lain.
    Dengan teknik send-a-problem siswa dituntut untuk berpikir kritis dan bertindak kreatif serta menggunakan kekuatan pikiran secara menyeluruh dengan membuat pertanyaan untuk temannya, kemudian temannya mencaikan solusi atas pertanyaan yang didapatkannya. Siswa dilibatkan dalam melakukan eksplorasi situasi baru dalam mempertimbangkan dan merespon permasalahan secara kritis, dan menyelesaikan permasalahan secara bijaksana.

           Kelebihan dan kekurangan teknik send a problem
1) Kelebihan teknik send a problem
a)  Membantu siswa untuk memahami skema dasar
b) Siswa dadpat bekerjasama dengan teman sekelompoknya untuk menyelesaikan sebuah masalah
c)  Membantu siswa untuk lebih cermat dan teliti dalam menyelesaikan sebuah masalah
d)  Semua siswa aktif dan terlibat dalam kegiatan pembelajaran
2) Kekurangan teknik send a problem
a)  Memerlukan waktu yang lama untuk siswa dalam mengerjakan soal 
b)  Hanya untuk mata pelajaran tertentu


Thursday, January 24, 2013

Filsafat Pendidikan Islam (Aliran Esensialisme)

A.    Sejarah Esensialisme
Esensialisme muncul pada zaman renaisance dengan ciri-ciri utamanya  berbeda dengan progresivisme. Progresif mempunyai pandangan  bahwa banyak hal itu mempunyai sifat yang serba fleksibelitas, dinamika dan sifat-sifat yang sejenis (Ramayulis, 2010: 43). Sedangkan esensialisme menganggap bahwa dasar pijak fleksibelitas dalam segala bentuk dapat menjadi sumber timbulnya pandangan yang berubah-ubah, pelaksanaan yang kurang stabil dan tidak menentu.
Aliran ini pertama kali muncul sebagai reaksi atas simbolisme mutlak dan dogmatism abad pertengahan. Esensialisme didasari atas pandangan humanisme yang merupakan  reaksi terhadap hidup yang mengarah kepada keduniawian, serba ilmiah dan materialistik.

Tuesday, April 17, 2012

Model-model Pembelajaran

Untuk membelajarkan siswa sesuai dengan cara-gaya belajar mereka sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan optimal ada berbagai model pembelajaran. Dalam prakteknya, kita (guru) harus ingat bahwa tidak ada model pembelajaran yang paling tepat untuk segala situasi dan kondisi. Oleh karena itu, dalam memilih model pembelajaran yang tepat haruslah memperhatikan kondisi siswa, sifat materi bahan ajar, fasilitas-media yang tersedia, dan kondisi guru itu sendiri.
Berikut ini disajikan beberapa model pembelajaran, untuk dipilih dan dijadikan alternatif sehingga cocok untuk situasi dan kjondisi yang dihadapi. Akan tetapi sajian yang dikemukakan pengantarnya berupa pengertian dan rasional serta sintaks (prosedur) yang sifatnya prinsip, modifikasinya diserahkan kepada guru untuk melakukan penyesuaian, penulis yakin kreativitas para guru sangat tinggi.

1. Koperatif (CL, Cooperative Learning).
Pembelajaran koperatif sesuai dengan fitrah manusis sebagai makhluq sosial yang penuh ketergantungan dengan otrang lain, mempunyai tujuan dan tanggung jawab bersama, pembegian tugas, dan rasa senasib. Dengan memanfaatkan kenyatan itu, belajar berkelompok secara koperatif, siswa dilatih dan dibiasakan untuk saling berbagi (sharing) pengetahuan, pengalaman, tugas, tanggung jawab. Saling membantu dan berlatih beinteraksi-komunikasi-sosialisasi karena koperatif adalah miniature dari hidup bermasyarakat, dan belajar menyadari kekurangan dan kelebihan masing-masing.

Sunday, February 6, 2011

Keterampilan Dasar Mengajar


A.    Pengertian Keterampilan Dasar Mengajar
Keterampilan dasar mengajar  (teaching skills) adalah kemampuan atau keterampilan yang bersifat khusus (most specific instructional behaviors) yang harus dimiliki oleh guru, dosen, instruktur atau widyaiswara agar dapat melaksanakan tugas mengajar secara efektif, efisien dan profesional (As. Gilcman,1991). Dengan demikian keterampilan dasar mengajar berkenaan dengan beberapa keterampilan atau kemampuan yang bersifat mendasar dan harus dikuasai oleh tenaga pengajar dalam melaksanakan tugas mengajarnya.
Dalam mengajar ada dua kemampuan pokok yang harus dikuasai oleh seorang tenaga pengajar, yaitu;
1)      Menguasai materi atau bahan ajar yang akan diajarkan (what to teach)
2)      Menguasai metodologi atau cara untuk membelajarkannya( how to teach)
Keterampilan dasar mengajar termasuk kedalam aspek no 2 yaitu cara membelajarkan siswa. Keterampilan dasar mengajar mutlak harus dimiliki dan dikuasai oleh tenaga pengajar, karena dengan keterampilan dasar mengajar memberikan pengertian lebih dalam mengajar. Mengajar bukan hanya sekedar proses menyampaikan materi saja, tetapi menyangkut aspek yang lebih luas seperti pembinaan sikap, emosional, karakter, kebiasaan dan nilai-nilai.

Search This Blog